Entri Populer

Senin, 24 Januari 2011

Metodologi Studi Islam

METODOLOGI PEMAHAMAN ISLAM
( Telaah “Konstruksi Teori” Penelitian Agama dan
Teori - teori Penelitian Agama)

I. Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan zaman timbul pula suatu keberagaman dalam memahami studi Islam. Tidak jarang dalam keberagaman tersebut menimbulkan kesalahpahaman dan kekeliruan dalam memahami konsep Islam. Diketahui bahwa Islam adalah agama yang memiliki banyak dimensi, mulai dari dimensi keimanan, akal pikiran, politik, teknologi, ekonomi dan lain sebagainya. Untuk memahami berbagai dimensi tersebut dibutuhkan adanya suatu metode pendekatan yang tepat agar tidak menyimpang dari apa yang diharapkan dalam memahami konsep studi Islam. Para ahli telah banyak melakukan penilitian diantaranya dengan mengetahui metodologi pemahaman Islam, telaah “konstruksi teori” penelitian agama serta teori-teori penelitian agama yang akan menjawab permasalahan umat ke depan.

Didalam metodologi pemahaman islam termasuk diantaranya telaah konstruksi teori penelitian agama berikut berbagai pendekatan serta teori-teori penelitian agama memiliki peran penting dalam memberikan pemahaman konsep islam yang komprehensif. Penelitian agama dilakukan dengan berbagai bentuk penelitian dilihat dari segi hasil yang ingin dicapainya, dari segi bahan atau objek yang akan diteliti,dari segi cara menganlisisnya serta jika dilihat dari segi metode dasar dan rancangannya. Dalam sebuah penilitian juga membutuhkan sebuah pendekatan , antara lain pendekatan kawasan (regional), pendekatan perbandingan (comparative approach), dan pendekatan topical-tematic. Dalam Metode pemahaman Islam serta penelitiannya tentu memerlukan sebuah teori-teori sebagai dasar untuk membangun sebuah hipotesa.
Secara khusus metodologi pemahaman islam termasuk didalamnya telaah “konstruksi teori” penelitian agama berikut berbagai pendekatan serta teori-teori penelitian agama bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Pemahaman dalam Islam yang utuh dan komprehensif lebih baik jika menggunakan metode serta melakukan penelitian untuk mengungkap permasalahan yang akan diteliti sehinggga pemahaman dari suatu masalah tersebut tidak hanya berupa prasangka atau duagaan saja.


II. Metodologi Pemahaman Islam
Metode dalam memahami Islam pada hakikatnya harus dilihat dari berbagai dimensi. Seperti yang telah disebutkan bahwa Islam memiliki berbagai dimensi dan apabila hanya memahaminya lewat satu sudut pandang saja maka yang akan terlihat hanya satu dimensi saja dari gejalanya yang bersegi banyak. Mungkin kita berhasil melihatnya secara tepat, namun tidak cukup bila kita ingin memahaminya secara keseluruhan. Untuk memahami islam secara benar ini, Nasruddin Razak mengajukan empat cara:
Pertama, Islam harus dipelajari dari sumbernya yang asli, yaitu Alquran dan Al-Sunnah Rasulullah. Kekeliruan memahami Islam, karena orang hanya megenalnya dari sebagian ulama dan pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Alquran dan Al-Sunnah, atau melalui pengenalan dari sumber – sumber kitab fiqih dan tasawuf yang semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Mempelajari Islam dengan cara demikian akan men¬jadikan orang tersebut sebagai pemeluk Islam yang sinkretisme, hidup penuh bid’ah dan khurafat, yakni telah tercampur dengan hal-hal yang tidak Islami, dari ajaran Islam yang murni.
Kedua, Islam harus dipelajari secara integral, tidak dengan cara parsial, artinya dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak secara. sebagian saja. Memahami Islam secara parsial akan membahayakan, menimbulkan skeptis, bimbang dan penuh keraguan.
Ketiga, Islam perlu dipelajar dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar.
Keempat, Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologis yang ada dalam Alquran, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris, dan sosiologis yang ada di masyarakat. Dengan cara demikian dapat diketahui tingkat kesesuaian atau kesenjangan antara Islam yang berada pada dataran normatif teologis yang ada dalam Alquran dengan Islam yang ada pada dataran historis, sosiologis, dan empiris.
Metode yang dapat digunakan dalam memahami Islam secara garis besar ada dua macam. Pertama, metode komparasi, yaitu suatu cara memahami agama dengan membandingkan seluruh aspek yang ada dalam agama Islam tersebut dengan agama lainnya, dengar. cara demikian akan dihasilkan pemahaman Islam yang objektif dan utuh. Kedua, metode sintesis, vaitu suatu cara memahami Islam yang memadukan antara metode ilmiah dengan segala cirinya yang rasional, objektif, kritis, dan seterusnya dengan metode teologis normatif. Metode ilmiah digunakar. untuk memahami Islam yang tampak dalam kenyataan historis, empiris, dar sosiologis, sedangkan metode teologis normatif digunakan untuk memahami Islam yang terkandung dalam kitab suci.

III. Telaah “Konstruksi Teori” Penelitian Agama
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, W.J.S. Poerwadarminta Mengartikan konstruksi adalah cara membuat (menyusun) bangunan – bangunan (jembatan dan sebagainya); dan dapat pula berarti susunan dan hubungan kata di kalimat atau di kelompok kata. Sedangkan teori berarti pendapat yang dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian); dan berarti pula asas-asas dan hukum-hukum umum yang dasar suatu kesenian atau ilmu pengetahuan. Selain itu, teori dapat pula berarti pendapat, cara-cara, dan aturan-aturan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Konstruksi Teori” adalah susunan atau bangunan dari suatu pendapat , asas-asas atau hokum-hukum mengenai sesuatu yang antara satu dan lainnya saling berkaitan, sehingga membentuk suatu bangunan.
Penelitian sendiri berasal dari kata teliti yang artinya cermat, saksama. Dapat berarti pula pemeriksaan atau penyelidikan yang dilakukan secara cermat dan saksama dengan tujuan mencari kebenaran objektif yang disimpulkan melalui data-data yang terkumpul.
Sedangakan Agama yang mengandung banyak arti dan pengertian yang berbeda-beda dari para ahli, dapat diartikan sebagai kepercayaan manusia kepada suatu hal yang dianggap memiliki kekuatan mengikat terhadap kekuasaan tertinggi yang dimiliki oleh sang pencipta yang didalamnya terdapat unsur-unsur tunduk, patuh dan memaksa terhadap peraturan demi tercapainya cita-cita setiap individu untuk meraih kebaikan hidup didunia dan diakhirat kelak. Seperti yang kita ketahui bahwa agama merupakan fitrah manusia sejak lahir yang tak dapat dihindari. Seperti dalam firman Allah SWT,

ﻓﺄﻗﻢæﺟﻬﻚﻟﻠﺪﻳﻦﺣﻨﻴﻔﺎﻓﻄﺮ ﺮﺍﻟﻨﺎﺱﻋﻠﻴﻬﺎ (ﺍﻟﺮﻭã٣٠) ﺓﺍﷲﻓﻄ
Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; tetapkanlah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu (QS. Al-Rum, 30:30).

berdasarkan informasi tersebut terlihat dengan jelas bahwa manusia secara fitri merupakan makhluk yang memiliki kemampuan untuk beragama.
Berbeda dengan kaum antropolog, sosiolog dan sebagainya yang sedemikian sulit mendefenisikan agama, pemeluk agama samawi memiliki kriteria yang jelas bahwa agama bukan merupakan ciptaan manusia melainkan berasal dari Tuhan. Bertolak dari ciri-ciri tersebut kaum agamawan mendefenisikan agama sebagai berikut:
“ Suatu peraturan Tuham yang mendorong jiwa seseorang yang mempunyai akal untuk memegang peraturan Tuhan itu atas pilihannya sendiri untuk mencapai kebaikan hidup dankebahagiaan kelak di akhirat”

Dari beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Telaah “Konstruksi Teori” Penelitian Agama adalah suatu upaya untuk mempelajari, menguraikan kaidah-kaidah Islam dan dimensi ilmiah tentang ajaran kebenaran serta memahami ajaran agama Islam secara ilmiah sesuai dengan perkembangan zaman.
Dalam telaah konstruksi teori penelitian agama terdapat beberapa metode penelitian berbeda dilihat dari segi hasil yang ingin dicapai, dari segi bahan atau objek yang akan diteliti, dari segi cara menganalisanya serta dari segi metode dan rancangannya.
1. Dari segi hasil yang ingin dicapai, penelitian dibedakan menjadi penelitian menjelajah ( exploratory atau deskriptif ) dimana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat kurang dan penelitian yang bersifat menerangkan, dimana sudah pasti ada teori-teori yang menjadi dasar hipotesis yang akan diuji.
2. Dari segi bahan atau objek yang akan diteliti, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian kepustakaan ( library research ) dengan menggunakan bahan-bahan tertulis, dan penelitian lapangan ( field research ) dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari sasaran penelitian melalui instrument pengumpulan data.
3. Dari segi cara menganalisisnya, penelitian dapat dibedakan menjadi penelitian yang bersifat kualitatif, yaitu penelitian yang dilakukan terhadap objek yang bersifat sosiologis. Sedangakan penelitian Kuantitatif yaitu penelitian yang bersifat fisik, dapat dihitung jumlahnya.
4. Dari segi metode dan rancangannya, enelitin dapat dibedakan menjadi:
a. Penelitian histories (historical research)
Bertujuan membuat rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memvertivikasi bukti-bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat.
b. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
Tujuannya adalah untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit social, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.
c. Penelitian Korelasional
Bertujuan untuk mendekati sejauh mana variasi-variasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih factor lain berdasarkan koefisiensi korelasi.
d. Penelitian Kausal- komparatif
Bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara berdasar atas pengamatan terhadap akibat yang ada melalui data tertentu.
e. Penelitian eksperimental sungguhan
Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih kelompok eksperimental dan membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok control yang tidak dikenal kondisi perlakuan.
f. Penelitian tindakan
Penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan mengembangkan keterampilan baru atau cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung didunia kerja atau dunia actual lain.
g. Penelitian survey
Penelitian yang mengambil sample dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagi alat pengumpulan data yang pokok.
h. Grounded research
Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara bebas dimana para peneliti tidak memulai penelitiannya dengan toeri atau hipotesis yang akan diuji, melainkan bertolak dari data yang dikumpulkan.

Suatu data hasil penelitian dapat menimbulkan pengertian dan gambaran yang berbeda-beda bergantung kepada pendekatan yang digunakan. Pendekatan itu antara lain: Pendekatan kawasan ( regional ), dapat digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian tentang sesuatu masalah menurut wilayah dimana masalah itu terjadi. Pendekatan perbandingan ( comparative approach ), yaitu mengkaji bidang keilmuan dengan cara membandingakan berbagai pendapat atau aliran yan ada dalam ilmu tersebut, sehingga dapat diketahui persamaan dan perbedaannya. Pendekatan topical-tematik, yaitu mengkaji suatu masalah dalam satu bidang ilmu pengetahuan dengan cara mengelompokkannya dalam topic-topik tertentu atau tema-tema yang terdapat pada masing-masing disiplin keilmuan.

IV. Teori-teori Penelitian Agama
Teori adalah alat terpenting suatu ilmu pengetahuan. Tanpa teori berarti hanya ada serangkian fakta atau data saja dan tidak ada ilmu pengetahuan. Teori itu:
(1) menyimpulkan generalisasi fakta-fakta,
(2) memberi kerangka orientasi untuk analisis dan klasifikasi fakta-fakta,
(3) memberikan kerangka baru,
(4) mengisi kekosingan pengetahuan tentang gejala – gejala yang telah ada atau sedang terjadi.
Ilmu-ilmu agama pada segi-seginya yang menyangkut masalah sosial, termasuk bagian yang dapat diteliti, dimatai dengan menggunakan piranti ilmiah atau metodologi ilmiah yang didalamnya mengandung teori yang akan digunakan.
Metodologi ilmiah ditentukan oleh objek yang dikaji. Jika dilihat dari segi-segi tertentu agama, katakanlah Islam itu berada pada fenomena sosial, niscaya metode pengakajian terhadap fenomena itu adalah ilmu-ilmu sosial. Adapun terhadap segi-segi lain yang berpangkal pada postulat – postulat yang lebih bersifat normatif dan dogmatis, sesuai dengan ajaran metode ilmiah yang harus mempertahankan objektivitas berdasarkan konsep-konsep pemikiran logis dan bukti-bukti empiris. Tentu saja kebenaran agama dalam norma dan dogma mendambakan kebenaran mutlak sedangkan kebenaran ilmiah hanyalah kebenaran nisbi, berdasarkan pada logika dan ketetapan ilmu pengetahuan, Karena itu hakikat pengetahuan yang diperoleh melalui metode ilmu pengetahuan tidak mutlak sifatnya.
Penggunan teori dalam kajian studi islam telah banyak dibahas para ahli Ricard C. Martin dalam bukunya berjudul Approaches to Islam in Religious Studies, telah membahas penggunaan teori dalam melakukan penelitian terhadap bidang studi agama Islam. Demikian pula buku yang berjudul Penelitian Agama. Masalah dan pemikiran yang diedit oleh Mulyanto Sumradi telah pula mengkaji secara seksama tentang penggunaan teori dalam penelitian agama. Jelasnya untuk mengenal Islam, kita tidak memilih satu pendekatan saja, karena Islam bukanlah berdimensi satu. Islam bukanlah agama yang didasarkan semata-mata pada perasaan-perasaan mistik manusia atau hanya terbatas kepada hubungan antara Tuhan dan manusia. Ini hanya dimensi dari akidah Islam. Untuk mengenal dimensi tertentu ini kita harus beralih kepada metode filsafat, karena hubungan antara manusia dan Tuhan merupakan bagian dari bidan pemikiran (filsafat).

V. Kesimpulan dan Saran
Dalam pemahaman konsep Islam yang terdiri atas beberapa dimensi diperlukan metode – metode, penelitian dan pendekatan demi tercapainya pemahaman yang utuh dan komprehensif agar tidak menerima pengertian dengan satu sudut pandang saja. Pentingnya sebuah metodelogi pemahaman Islam, Telaah “Konstruksi Teori” Penelitian Agama berikut penelitian beserta pendekatan-pendekatannya yang diiringi dengan teori-teori penelitian agama agar tidak terjadi penyimpangan dalam mendefinisikan konsep studi Islam. Berbagai penelitian beserta pendekatan – pendekatan diperlukan untuk menjawab pertanyaan - pertanyaan umat ketika mengkaji permasalahan agama sehingga tidak menimbulkan hanya sebatas prasangka atau pengertian pada satu dimensi saja.
Dengan adanya metode, pemahaman dengan melakukan penelitian dan pendekatan yang disertai teori-teori penelitian agama dalam konsep studi Islam diharapkan dapat membantu umat dalam mengkaji ilmu agama. Khususnya Islam yang memiliki banyak dimensi yang memerlukan pemahaman dari berbagai sudut pandan





DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, (Ed), Metodologi Penelitian Agama: Sebuah Pengantar, ( Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1990),cet. II.

Abd. Mu’in, Taib Thahir, Ilmu Kalam, (Jakarta: Wijaya, 1986), cet. VIII, hlm. 121.

Muhlis.files.wordpress.com/2007/08/pedahuluanmetodologi-studi-islam.doc

Nata, Prof.Dr.H.Abuddin,M.A., Metodologi Studi Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta:1998

Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,1991), cet. II.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar